Jumat, 23 September 2016

10 Masalah Lingkungan Global




 10 MASALAH LINGKUNGAN GLOBAL

1.                  POLUSI
Polusi dapat dibagi menjadi polusi udara, air dan tanah.  Polusi ini membutuhkan jutaan tahun untuk diperbaiki. Adanya industri dan kendaraan bermotor meningkatkan jumlah polutan dari masa ke masa. Metal berat, nitrat dan plastik juga merupakan racun yang bertanggung  jawab menyebabkan polusi. Polusi air banyak disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan, asam dan sampah yang dibuang ke sungai. Semua jenis polusi tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia dan dampaknya juga akan kembali kepada manusia dan lingkungannya[1].
            Permasalahan polusi sudah menjadi masalah global karena efek-efek yang ditimbukan dari polusi udara, tanah, dan air tidak hanya dirasakan oleh satu wilayah atau satu negara saja namun dapat berimbas ke negara tetangga. Maka dari itu masalah lingkungan khususnya polusi telah menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik PBB maupun LSM.
a.       Polusi udara adalah terdapatnya satu atau lebih kontaminan ( yaitu ; debu, jelaga, gas, kabut, bau, asap atau uap) di atmosfir dalam jumlah yang cukup banyak. Dalam jangka waktu tertentu akan membahayakan kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
b.      Polusi air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit. Meskipun permukaan bumi penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi. Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai tercemar, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan.
c.       Polusi tanah merupakan keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Sebagian tanah di Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelalaian masyarakat[2].


2.                  GLOBAL WARMING
Perubahan iklim karena pemanasan global disebabkan oleh emisi dari gas rumah kaca. Pemanasan global sendiri dapat menaikkan temperatur di lautan dan permukaan bumi sehingga bisa menyebabkan es di kutub menjadi mencair. Air laut akan naik sehingga dapat memicu banjir di daratan terutama dekat pantai[3].
Berbagai dampak pemanasan global yang telah diverifikasi oleh pengetahuan adalah sebagai berikut :
a.       Gelombang panas mematikan. Menurut laporan NRDC (Naturaal Resources Defense Council), seringnya terjadi gelombang panas akan menghasilkan lebih banyak kematian yang berhubungan dengan panas. Pada tahun 2003, gelombang panas merenggut korban sebanyak 70.000 jiwa di Eropa.
b.      Badai mematikan. Jurnal yang diterbitkan oleh Nature menemukan bahwa para ilmuwan membuktikan bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrem di seluruh dunia.
c.       Kegagalan panen. Hal mengakibatkan krisis pangan. Selain itu, perubahan iklim diperkirakan akan memiliki dampak parah pada pasokan air sehingga merusak ekosistem ekonomi[4].

3.                  PENIPISAN LAPISAN OZON
Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraian ozon menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll[5].
Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan penggunaan bahan perusak ozon tersebut[6].
Apabila proses pemanasan global akibat menipisnya lapisan ozon ini terus dibiarkan, selain kerugian dari sisi kesehatan, umat manusia juga akan mengalami kerugian materil. Diperkirakan, dalam satu dekade ke depan kerugian yang akan diderita umat manusia mencapai 7 triliun US$, atau sekitar Rp 63.000 triliun, jika pemerintahan di seluruh dunia tidak melakukan tindakan apa-apa untuk mencegah pemanasan global ini. Hitung-hitungan kerugian ekonomi akibat pemanasan global itu dilansir oleh Sir Nicholas Stern, mantan Ketua Ahli Ekonomi Bank Dunia setelah melakukan penelitian mengenai masalah ini. Untuk itu, Stern, mengingatkan agar dunia menggalang kerja sama internasional dalam upaya mencegah dampak buruk pemanasan global ini.
Paul Newman, seorang peneliti dari NASA menyatakan, jika dunia mulai hari ini bersama-sama berupaya menghentikan produksi gas CFC, pada tahun 2020 hingga 2025, lubang ozon akan mulai mengecil dan dalam 70 tahun sesudahnya, lubang ozon itu akan tertutup kembali. Tentu saja, prediksi ini hanya bisa menjadi kenyataan bila umat manusia sedunia, terutama kalangan industri, memiliki kesadaran untuk bersama-sama menjaga keselamatan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup umat manusia. Kita bisa memulai dari rumah kita sendiri, yaitu hemat energi dan selalu menggunakan peralatan-peralatan rumahtangga yang bebas CFC[7].

4.                  HUJAN ASAM
Hujan asam disebabkan oleh munculnya beberapa polutan di atmosfer. Hujan asam ini dapat disebabkan oleh polusi udara atau gunung merapi yang meletus sehingga melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam merupakan masalah lingkungan yang dapat memberikan dampak serius pada kesehatan manusia, lingkungan darat dan juga air.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Dampak hujan asam bagi kehidupan seperti tingkat kesuburan tanah menurun, ikan-ikan mati karena tingkat keasaman yang tinggi, sumber air minum trkontaminasi dengan air hujan asam dan menimbulkan berbagai penyakit, menyebabkan korosi pada logam sehingga berbahaya bagi jembatan yang terbuat dari besi, tumbuhan akan mati, air danau semakin asam, dll.
5.                  URBAN SPRAWL
Urban Sprawl ini merupakan bentuk migrasi populasi dari area yang padat penduduknya ke daerah yang sedikit penduduknya sehingga menyebabkan meluaskan kota ke daerah-daerah pinggiran. Ini dapat menyebabkan degradasi lahan, meningkatnya kemacetan, isu lingkungan dan juga kesehatan. Daerah yang sebelumnya menjadi daerah hijau dapat berubah menjadi pemukiman penduduk sehingga banyak flora dan fauna yang kehilangan tempat tinggal.
6.                  SUMBER DAYA ALAM YANG MENIPIS
Eksploitasi besar-besar pada sumber daya alam dapat membuat jumlah sumber daya alam tersebut menipis terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbauri seperti bahan bakar fosil. Saat ini banyak yang mulai mencoba menggunakan bahan bakar yang dapat diperbarui seperti angin, matahari, dan energi gas bumi.
7.                  HAZE POLLUTION
Menurut PBB, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat polusi udara, setara dengan 1:8 kematian di seluruh dunia. Selain resiko penyakit jantung dan chronic obstructive pulmonary disease (COPD), kanker paru-paru juga merupakan salah satu resiko penyakit yang dapat diderita. Di Malaysia saja, lebih dari 2.000 laki-laki didiagnosa terkena penyakit kanker paru-paru setiap tahunnya. Kanker paru-paru adalah penyakit paling rawan bagi populasi laki-laki di negara tersebut. Resiko penyakit ke-tiga setelah kanker payudara dan kanker serviks bagi wanita. Di Indonesia, penyakit paru-paru adalah penyakit ke-tiga dari enak penyebab kematian terbesar di negara tersebut, menurut data World Health Organisation.
Terekspos berkepanjangan terhadap zat berbahaya seperti kabut asap dapat meningkatan resiko terkena kanker paru-paru maupun penyakit pernafasan lainnya. Alat teknologi diagnostik imaging mutakhir dari GE memungkinkan diagnosa komprehensif terhadap kondisi pernafasan. Kanker paru-paru adalah salah satu area medis spesifik yang menjadi fokus utama GE Healthcare dengan lebih dari 1,35 juta kasus di seluruh dunia, GE berkomitmen untuk meningkatkan pendeteksian dini dan diagnosa penyakit tersebut[8].
8.                  PERUBAHAN IKLIM DAN PENINGKATAN PERMUKAAN AIR LAUT
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akan meningkatkan suhu rata-rata bumi, dan peningkatan suhu udara membuat permukaan air laut meningkat melalui pemuaian air laut, pelelehan es di kutub atau di gunung tinggi. Sejak memasuki abad ini, dari data diketahui jumlah gunung es semakin berkurang, dan terlihat adanya perubahan yang dapat menjadi masalah serius seperti gejala suhu tinggi ekstrim, meningkatnya kemungkinan banjir dan kekeringan. Menurut IPCC, suhu bumi rata-rata meningkat 0,3 – 0,6 oC sejak akhir abad 19 dan permukaan air laut meningkat 10 – 25 cm selama 100 tahun terakhir. Diperkirakan pada tahun 2100 suhu udara rata-rata seluruh bumi meningkat 2 oC dibanding tahun 1990, permukaan air laut akan naik 50 cm, dan sesudah tahun itupun suhu akan terus meningkat. Selain itu, walaupun misalnya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dapat dihentikan sampai akhir abad 21, diperkirakan bahwa peningkatan suhu dan meningginya air laut akan terus berlanjut.
Peningkatan permukaan air laut dan iklim yang menjadi ekstrim menimbulkan kekhawatiran meningkatnya banjir dan gelombang pasang di daerah pantai. Misalnya permukaan air laut meningkat 50 cm, jika tidak dilakukan tindakan pencegahan maka populasi dunia yang rentan terhadap gelombang pasang diperkirakan akan meningkat dari jumlah saat ini 46 juta orang menjadi 92 juta orang[9].
9.                  Desertifikasi
Desertifikasi merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
10.              DEFORESTASI
Deforestasi dapat dipicu karena peningkatan konsumsi, perubahan penggunaan lahan dan juga peningkatan kuantum limbah yang dihasilkan. Peningkatan konsumsi makanan telah menyebabkan banyak kawasan hutan yang digunakan untuk budidaya. Deforestasi juga terjadi disekitar daerah perkotaan ketika memperluas kota. Tingginya permintaan minertal, minyak dan sumber daya yang melalui proses pertambangan juga menyebabkan deforestasi di berbagai daerah di dunia. Dengan banyaknya aksi deforestasi, banyak spesies yang terancam punah dan telah kehilangan bahitat alami mereka. Erosi tanah, perubahan iklim yang dramatis dan banjir bandang dapat dikaitkan langsung atau tidak langsung akibat dari deforestasi.









Bekti Maulana, Tak Lelah Ajak Masyarakat untuk Peduli Lingkungan

Kota  Yogyakarta , salah satu kota yang punya sejuta pesona. Kota terbesar keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan ini merupakan kota y...