10 MASALAH LINGKUNGAN GLOBAL
1.
POLUSI
Polusi
dapat dibagi menjadi polusi udara, air dan tanah. Polusi ini membutuhkan jutaan tahun untuk
diperbaiki. Adanya industri dan kendaraan bermotor meningkatkan jumlah polutan
dari masa ke masa. Metal berat, nitrat dan plastik juga merupakan racun yang
bertanggung jawab menyebabkan polusi.
Polusi air banyak disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan, asam dan sampah yang
dibuang ke sungai. Semua jenis polusi tersebut disebabkan oleh aktivitas
manusia dan dampaknya juga akan kembali kepada manusia dan lingkungannya[1].
Permasalahan polusi sudah menjadi
masalah global karena efek-efek yang ditimbukan dari polusi udara, tanah, dan
air tidak hanya dirasakan oleh satu wilayah atau satu negara saja namun dapat
berimbas ke negara tetangga. Maka dari itu masalah lingkungan khususnya polusi
telah menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik PBB maupun LSM.
a. Polusi udara
adalah terdapatnya satu atau lebih kontaminan ( yaitu ; debu, jelaga, gas,
kabut, bau, asap atau uap) di atmosfir dalam jumlah yang cukup banyak. Dalam jangka
waktu tertentu akan membahayakan kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang.
Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global.
b. Polusi air
merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan
sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber
air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab
terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit. Meskipun permukaan bumi penuh
dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini
telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi. Air
bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup.
Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai tercemar,
lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan.
c. Polusi tanah
merupakan keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Sebagian tanah di Indonesia tercemar oleh polusi yang
diakibatkan oleh kelalaian masyarakat[2].
2.
GLOBAL
WARMING
Perubahan iklim karena pemanasan
global disebabkan oleh emisi dari gas rumah kaca. Pemanasan global sendiri
dapat menaikkan temperatur di lautan dan permukaan bumi sehingga bisa
menyebabkan es di kutub menjadi mencair. Air laut akan naik sehingga dapat
memicu banjir di daratan terutama dekat pantai[3].
Berbagai dampak pemanasan global
yang telah diverifikasi oleh pengetahuan adalah sebagai berikut :
a.
Gelombang panas mematikan. Menurut laporan NRDC (Naturaal Resources Defense Council),
seringnya terjadi gelombang panas akan menghasilkan lebih banyak kematian yang
berhubungan dengan panas. Pada tahun 2003, gelombang panas merenggut korban
sebanyak 70.000 jiwa di Eropa.
b.
Badai mematikan. Jurnal yang diterbitkan oleh Nature menemukan bahwa para ilmuwan
membuktikan bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan
intensitas badai yang paling ekstrem di seluruh dunia.
c.
Kegagalan panen. Hal mengakibatkan krisis pangan.
Selain itu, perubahan iklim diperkirakan akan memiliki dampak parah pada
pasokan air sehingga merusak ekosistem ekonomi[4].
3.
PENIPISAN LAPISAN OZON
Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer
pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan
mempercepat penguraian ozon menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah
kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon
juga ikut memeperbesar penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak
kasus kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus
katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun),
penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan
liar, dll[5].
Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya
Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan
dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara
mengurangi dan menghapuskan penggunaan bahan perusak ozon tersebut[6].
Apabila proses pemanasan global akibat menipisnya
lapisan ozon ini terus dibiarkan, selain kerugian dari sisi kesehatan, umat
manusia juga akan mengalami kerugian materil. Diperkirakan, dalam satu dekade
ke depan kerugian yang akan diderita umat manusia mencapai 7 triliun US$, atau
sekitar Rp 63.000 triliun, jika pemerintahan di seluruh dunia tidak melakukan
tindakan apa-apa untuk mencegah pemanasan global ini. Hitung-hitungan kerugian
ekonomi akibat pemanasan global itu dilansir oleh Sir Nicholas Stern, mantan
Ketua Ahli Ekonomi Bank Dunia setelah melakukan penelitian mengenai masalah
ini. Untuk itu, Stern, mengingatkan agar dunia menggalang kerja sama
internasional dalam upaya mencegah dampak buruk pemanasan global ini.
Paul Newman, seorang peneliti dari NASA menyatakan,
jika dunia mulai hari ini bersama-sama berupaya menghentikan produksi gas CFC,
pada tahun 2020 hingga 2025, lubang ozon akan mulai mengecil dan dalam 70 tahun
sesudahnya, lubang ozon itu akan tertutup kembali. Tentu saja, prediksi ini
hanya bisa menjadi kenyataan bila umat manusia sedunia, terutama kalangan
industri, memiliki kesadaran untuk bersama-sama menjaga keselamatan lingkungan
hidup demi kelangsungan hidup umat manusia. Kita bisa memulai dari rumah kita
sendiri, yaitu hemat energi dan selalu menggunakan peralatan-peralatan rumahtangga
yang bebas CFC[7].
4.
HUJAN ASAM
Hujan asam disebabkan oleh munculnya beberapa polutan di atmosfer. Hujan
asam ini dapat disebabkan oleh polusi udara atau gunung merapi yang meletus
sehingga melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam
merupakan masalah lingkungan yang dapat memberikan dampak serius pada kesehatan
manusia, lingkungan darat dan juga air.
Hujan asam diartikan sebagai
segala macam hujan
dengan pH
di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida
(CO2) di udara
yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam
lemah. Dampak hujan asam bagi kehidupan seperti tingkat kesuburan tanah menurun,
ikan-ikan mati karena tingkat keasaman yang tinggi, sumber air minum
trkontaminasi dengan air hujan asam dan menimbulkan berbagai penyakit,
menyebabkan korosi pada logam sehingga berbahaya bagi jembatan yang terbuat
dari besi, tumbuhan akan mati, air danau semakin asam, dll.
5.
URBAN SPRAWL
Urban Sprawl ini
merupakan bentuk migrasi populasi dari area yang padat penduduknya ke daerah
yang sedikit penduduknya sehingga menyebabkan meluaskan kota ke daerah-daerah
pinggiran. Ini dapat menyebabkan degradasi lahan, meningkatnya kemacetan, isu
lingkungan dan juga kesehatan. Daerah yang sebelumnya menjadi daerah hijau
dapat berubah menjadi pemukiman penduduk sehingga banyak flora dan fauna yang
kehilangan tempat tinggal.
6.
SUMBER DAYA
ALAM YANG MENIPIS
Eksploitasi besar-besar pada sumber
daya alam dapat membuat jumlah sumber daya alam tersebut menipis terutama pada
sumber daya alam yang tidak dapat diperbauri seperti bahan bakar fosil. Saat
ini banyak yang mulai mencoba menggunakan bahan bakar yang dapat diperbarui
seperti angin, matahari, dan energi gas bumi.
7.
HAZE
POLLUTION
Menurut PBB,
7 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat polusi udara,
setara dengan 1:8 kematian di seluruh dunia. Selain resiko penyakit jantung dan
chronic obstructive pulmonary disease (COPD), kanker paru-paru juga merupakan
salah satu resiko penyakit yang dapat diderita. Di Malaysia saja, lebih dari
2.000 laki-laki didiagnosa terkena penyakit kanker
paru-paru setiap tahunnya. Kanker paru-paru adalah penyakit paling
rawan bagi populasi laki-laki di negara tersebut. Resiko penyakit ke-tiga
setelah kanker payudara dan kanker serviks bagi wanita. Di Indonesia, penyakit
paru-paru adalah penyakit ke-tiga dari enak penyebab kematian terbesar di
negara tersebut, menurut data World Health Organisation.
Terekspos
berkepanjangan terhadap zat berbahaya seperti kabut asap dapat meningkatan
resiko terkena kanker paru-paru maupun penyakit pernafasan lainnya. Alat
teknologi diagnostik imaging mutakhir dari GE memungkinkan diagnosa
komprehensif terhadap kondisi pernafasan. Kanker paru-paru adalah salah satu
area medis spesifik yang menjadi fokus utama GE Healthcare dengan lebih dari 1,35 juta kasus di seluruh dunia, GE
berkomitmen untuk meningkatkan pendeteksian dini dan diagnosa penyakit tersebut[8].
8.
PERUBAHAN IKLIM DAN PENINGKATAN PERMUKAAN AIR LAUT
Peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca akan meningkatkan suhu rata-rata bumi, dan
peningkatan suhu udara membuat permukaan air laut meningkat melalui pemuaian
air laut, pelelehan es di kutub atau di gunung tinggi. Sejak memasuki abad ini,
dari data diketahui jumlah gunung es semakin berkurang, dan terlihat adanya
perubahan yang dapat menjadi masalah serius seperti gejala suhu tinggi ekstrim,
meningkatnya kemungkinan banjir dan kekeringan. Menurut IPCC, suhu bumi
rata-rata meningkat 0,3 – 0,6 oC sejak akhir abad 19 dan permukaan
air laut meningkat 10 – 25 cm selama 100 tahun terakhir. Diperkirakan pada
tahun 2100 suhu udara rata-rata seluruh bumi meningkat 2 oC
dibanding tahun 1990, permukaan air laut akan naik 50 cm, dan sesudah tahun
itupun suhu akan terus meningkat. Selain itu, walaupun misalnya peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca dapat dihentikan sampai akhir abad 21, diperkirakan
bahwa peningkatan suhu dan meningginya air laut akan terus berlanjut.
Peningkatan
permukaan air laut dan iklim yang menjadi ekstrim menimbulkan kekhawatiran
meningkatnya banjir dan gelombang pasang di daerah pantai. Misalnya permukaan
air laut meningkat 50 cm, jika tidak dilakukan tindakan pencegahan maka
populasi dunia yang rentan terhadap gelombang pasang diperkirakan akan meningkat
dari jumlah saat ini 46 juta orang menjadi 92 juta orang[9].
9.
Desertifikasi
Desertifikasi merupakan
penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada proses desertifikasi terjadi
proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan
bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti
kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu
lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan
kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
10.
DEFORESTASI
Deforestasi dapat dipicu karena
peningkatan konsumsi, perubahan penggunaan lahan dan juga peningkatan kuantum
limbah yang dihasilkan. Peningkatan konsumsi makanan telah menyebabkan banyak
kawasan hutan yang digunakan untuk budidaya. Deforestasi juga terjadi disekitar
daerah perkotaan ketika memperluas kota. Tingginya permintaan minertal, minyak
dan sumber daya yang melalui proses pertambangan juga menyebabkan deforestasi
di berbagai daerah di dunia. Dengan banyaknya aksi deforestasi, banyak spesies
yang terancam punah dan telah kehilangan bahitat alami mereka. Erosi tanah,
perubahan iklim yang dramatis dan banjir bandang dapat dikaitkan langsung atau
tidak langsung akibat dari deforestasi.